Upacara Nuur Tirtha Desa Adat Dharmajati Tukadmungga, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Pada Pujawali di Pura Puseh

Authors

  • Gede Mangku Suryawan STKIP Agama Hindu Singaraja

Abstract

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui sarana Upacara yang digunakan dalam prosesi Upacara Nuur Tirtha Desa Adat Dharmajati Tukadmungga ke Desa Selat Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, pada Pujawali di Pura Puseh. 2) Untuk mengetahui proses pelaksanaan Upacara Nuur Tirtha Desa Adat Dharmajati Tukadmungga ke Desa Selat Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, pada Pujawali di Pura Puseh. 3) Untuk mengetahui nilai-nilai Hindu yang terkandung dalam melaksanakan Upacara Nuur Tirtha Desa Adat Dharmajati Tukadmungga ke Desa Selat Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, pada Pujawali di Pura Puseh. Berkenaan dengan permasalahan yang diangkat, maka alat yang digunakan untuk membedahnya menggunakan tiga teori sesuai dengan perrnasalahan yang ada. Adapun teori yang dimaksud, yaitu: 1) Teori Interaksionalisme Simbolik digunakan untuk mengkaji sarana upakara yang digunakan dalam  upacara nuur tirtha 2) Teori struktural Fungsional digunakan untuk mengkaji tentang bagaimana tata cara pelaksanaan upacara nuur tirtha . 3) Teori Nilai untuk mengkaji nilai-nilai apa saja Yang terkandung dalam upacara nuur tirtha. Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan expost facto. Dalam mengumpulkan data menggunakan metode observasi. metode wawancara, dan metode pencatatan dokumen. Data yang telah terkumpul kcmudian dianalisis secara deskriftif kualitatif, dan selanjutnya dicek untuk mengctahui tingkat kesahihan data dengan teknik triangulasi data. Berdasarkan hasil analisis data, adapun temuan-temuan yang didapat yaitu: l) Dalam prosesi upacara Nuur Tirtha di Desa Dharmajati Tukadmungga menggunakan beberapa sarana upakara atau banten. yaitu: a. Banten Pejati yang merupakan simbol keseriusan dan keikhlasan dalam melaksanakan upacara yadnya. b.Banten Suci yang melambangkan keheningan dan kesucian hati. c. Banten Ajuman yang digunakan untuk mcnyampaikan rasa hormat dan syukur umat  kehadapan Ida Bhatara di Pura Panegohe. d.Banten Caru yang melambangkan keinginan umat untuk peduli menjaga keharmonisan alam semesta. 2) Prosesi upacara Nuur Tirtha yang dilakukan oleh Desa Adat Dharmajati diawali dengan upacara mecaru di areal Pura Puseh, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara maktiang caru oleh pemedek. Kernudian dilanjutkan dengan ngaturang Banten Pejati pada masing-masing palinggih di Pura Puseh dan melakukan persernbahyangan. Sehabis itu baru melakukan perjalanan Nuur Tirtha ke Desa Selat sampai di tempat suci Palinggih Panegohe dilanjutkan ngaturang Banten Suci dan melakukan persembahnyangan. Tirtha panugrahan dari hasil Nuur selanjutnya ditutun sampai ke Pura Puseh Desa Adat Dharmajati dan dilinggihkan pada meru. Tirtha ini selanjutnya dipakai selama melakukan upacara pujawali. 3) Pelaksanaan upacara Nuur Tirtha bila dipandang dari sudut ajaran Agama Hindu sesungguhnya kaya akan nilai keagamaan. Nilai tersebut terangkum dalam kerangka dasar Agama Hindu yang terdiri dari tattwa, etika dan upakara.

Downloads

Published

2022-08-30

How to Cite

Suryawan, G. M. . (2022). Upacara Nuur Tirtha Desa Adat Dharmajati Tukadmungga, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Pada Pujawali di Pura Puseh . Prabha Vidya, 2(2), 59–68. Retrieved from https://jurnal.stkipahsingaraja.ac.id/index.php/prabavidya/article/view/401

Issue

Section

Articles